Berita GameMobilePanduan & TipsUlasan Game

Apakah Honor of Kings Meniru ML? Ini Bukti Tak Terduga

Bukti mengejutkan Honor of Kings bukan tiruan MLBB.

Apakah Honor of Kings Meniru ML? Ini Bukti Tak Terduga
Apakah Honor of Kings Meniru ML? Ini Bukti Tak Terduga

Apakah Honor of Kings Meniru ML?

idngaming.com – Halo, para pencinta game! Selamat datang di IDN Gaming, tempatnya update seru seputar dunia esports yang lagi hits banget. Esports sekarang bukan cuma soal main game, tapi juga ladang duit yang bikin orang melongo. Pemain pro dari Dota 2, League of Legends (LoL), sampai CSGO bisa kantongin miliaran rupiah dari turnamen, sponsor, dan streaming. Penasaran siapa yang jadi raja di puncak daftar pemain esports termahal di 2025? Yuk, kita ulik bareng!

Honor of Kings vs Mobile Legends: Drama Nyontek atau Cuma Inspirasi? Gue Kupas Tuntas!

Yo, sobat gamers, pernah nggak sih lo ikut panas gara-gara debat “Honor of Kings nyontek Mobile Legends” atau sebaliknya? Gue sering denger nyinyiran, “MLBB jiplak HoK!” atau “HoK cuma versi China-nya MLBB!” Tapi, benarkah ini soal nyontek, atau cuma soal inspirasi yang kebetulan mirip? Daripada ikut ribut, mending kita kulik bareng apa sih yang bikin dua game ini jadi bahan drama, lengkap dengan fakta dan pengalaman gue mainin mereka. Siap? Gaspol!

Awal Mula: Siapa Duluan, Siapa yang Nyontek?

Pertama-tama, mari kita lurusin timeline biar nggak asal nuduh. Honor of Kings (HoK), yang dulu bernama League of Kings, rilis di Tiongkok pada 2015, dibikin sama Tencent. Mobile Legends: Bang Bang (MLBB)? Muncul setahun kemudian, 2016, dari Moonton, studio asal Shanghai. Jadi, secara umur, HoK memang lebih tua. Tapi apa itu berarti MLBB langsung nyontek? Eits, nggak sesimpel itu, bro.

MOBA mobile bukan barang baru pas HoK rilis. Vainglory udah duluan nge-hits di 2014, dan genre ini sendiri kan anak turun dari Dota sama LoL di PC. Jadi, kayaknya sih dua-duanya cuma ngambil inspirasi dari “resepi MOBA” yang udah ada, terus disesuain sama selera pasar. Gue inget banget pas pertama main MLBB, rasanya kayak LoL versi mobile – familiar, tapi lebih gampang buat main di HP.

Apa Sih yang Bikin Orang Bilang Mereka Mirip?

Jujur aja, pas gue main HoK setelah MLBB, ada momen, “Lho, kok kayak dejavu?” Tapi setelah dalemin, ternyata banyak bedanya juga. Yuk, kita bedah apa yang bikin orang curiga “nyontek”:

Map dan Gameplay: Standar MOBA atau Jiplakan?

Keduanya pake setup klasik MOBA: 3 lane, jungle, turret, dan base. MLBB punya Lord yang bisa nge-push lane, sedangkan HoK punya Dark Dragon yang kasih buff tim. Mirip? Iya. Tapi ini kayak bilang semua burger mirip karena ada roti, daging, sama sayur. Gue main HoK, dan ngerasa objektifnya lebih strategis, tapi Lord di MLBB bikin game lebih agresif – beda vibe, bro.

Bukti mengejutkan Honor of Kings bukan tiruan MLBB.
Hero: Kembar tapi Beda Hati

Ini yang paling bikin heboh. Contoh, Zilong (MLBB) vs Lian Po (HoK) – dua-duanya assassin, pake tombak, bisa nyelonong ke musuh. Atau Lancelot vs Lan – sama-sama pendiam, pake pedang, lincah abis. Tapi, pas gue coba, skill Lancelot lebih ke kombo cepet, sedangkan Lan fokus ke damage yang tahan lama. Banyak hero di kedua game ngambil inspirasi dari mitologi atau sejarah (misalnya Sun Wukong), jadi wajar kalau temanya mirip. Ini kayak bilang semua game FPS nyontek karena ada sniper – ya iyalah, itu bahasa genre!

UI dan Feel: Kembar karena HP?

User interface-nya emang bikin gue geleng-geleng. Minimap di kiri atas, tombol skill di kanan bawah, quick chat di tengah – hampir sama! Tapi, menurut gue, ini gara-gara layar HP yang kecil. Developer harus bikin kontrol yang gampang dijangkau jempol. Coba lo bandingin sama Vainglory atau Onmyoji Arena – layout-nya mirip-mirip juga. Gue pernah main HoK di emulator, dan UI-nya tetep enak, meski MLBB menang sedikit soal animasi yang lebih smooth.

Drama di Balik Layar: Tencent vs Moonton

Nah, ini bagian yang bikin gue kaget. Ternyata, di 2017, Tencent (bikinan HoK) nuntut Moonton karena MLBB dianggap kelewat mirip. Mereka bilang MLBB nyontek desain karakter, map, sampe mekanik. Tapi, pengadilan di Tiongkok nolak gugatan itu – katanya, elemen dasar MOBA nggak bisa dipatenin. Artinya, secara hukum, MLBB nggak melanggar apa-apa.

Yang lucu, setelah gugatan gagal, Tencent malah rilis Arena of Valor (AoV), versi global HoK, yang justru lebih mirip MLBB di beberapa aspek! Gue main AoV, dan ngerasa kayak hybrid antara HoK dan MLBB. Jadi, siapa yang nyontek siapa? Dunia gaming emang penuh plot twist!

Siapa yang Lebih Keren? MLBB atau HoK?

Kalau lo tanya gue, dua-duanya punya kelebihan. MLBB lebih inovatif di beberapa fitur:

  • Custom Role: Lo bisa pilih role (tank, marksman, dll) sebelum match, bikin tim lebih balance.

  • Recall Instan: Nggak perlu lari ke base, hemat waktu.

  • Battle Spell: Flicker, Purify – bikin gameplay lebih dinamis.

HoK? Mereka kuat di konten budaya Tiongkok – hero kayak Guan Yu bikin gue ngerasa main di dunia Journey to the West. Plus, integrasi sama WeChat bikin komunitasnya solid di Tiongkok. Gue suka MLBB karena lebih cepet dan agresif, tapi HoK punya grafik yang lebih polished. Jadi, beda selera, bro.

Kesimpulan: Bukan Soal Nyontek, Tapi Siapa yang Bikin Lo Betah

Setelah main keduanya, gue ngerasa debat “nyontek” ini kayak ribut soal siapa yang duluan bikin ayam goreng. MOBA itu resep universal – yang bedain cuma bumbunya. MLBB raja di Asia Tenggara karena gampang dimainin dan ramah buat HP spek rendah. HoK? Jadi monster di Tiongkok karena nyambung sama kultur lokal. Keduanya sukses karena ngerti apa yang pemain mau.

Jadi, daripada capek berantem soal siapa jiplak siapa, mending lo nikmati game yang sesuai sama gaya lo. Gue? Kadang main MLBB buat push rank cepet, kadang HoK buat santai sambil nikmatin visual. Pilih yang bikin lo happy, bro – itu yang terpenting.

Jangan lupa ikuti idngaming.com untuk info lainnya.

Penasaran sama kabar gaming terbaru? Yuk, kunjungi idngaming.com, portal berita game Indonesia yang selalu update dengan info terkini, tips, dan trik buat bikin pengalaman gaming-mu makin maksimal. Jangan lewatkan kesempatan untuk jadi bagian dari komunitas gamer terkece di Indonesia. Ayo, gaspol ke Summoner’s Rift sekarang!

Exit mobile version