Organisasi Esport Terbesar Di Dunia
Bangkitnya Esports dan Peran Organisasi Legendaris
idngaming.com – Dunia esports telah bertransformasi dari sekadar hobi menjadi industri bernilai miliaran dolar. Di balik kesuksesannya, ada organisasi-organisasi esports yang berperan sebagai pilar utama. Mereka tidak hanya menghadirkan tim kompetitif, tetapi juga membangun ekosistem, melahirkan bintang-bintang baru, dan menciptakan warisan melalui prestasi gemilang. Dalam artikel ini, kami akan mengulas tujuh organisasi esports terbesar di dunia yang telah mengukir sejarah dengan torehan kemenangan, strategi brilian, dan kontribusi luar biasa bagi industri.
Team Liquid (Belanda): Rajanya Multidisiplin Esports
Sejarah Panjang dan Fondasi yang Kuat
Didirikan pada tahun 2000, Team Liquid adalah salah satu organisasi esports tertua yang masih bertahan hingga kini. Bermarkas di Belanda, mereka berkembang dari komunitas kecil menjadi raksasa global dengan tim di hampir semua game populer. Reputasi mereka dibangun melalui konsistensi, manajemen profesional, dan komitmen untuk meraih puncak.
Prestasi yang Membuat Dunia Terpana
Team Liquid terkenal sebagai “raja segala game” berkat kesuksesannya di berbagai kompetisi. Di Dota 2, mereka memenangkan The International 2017 dengan hadiah $10,8 juta—salah satu kemenangan terbesar dalam sejarah esports. Di CS:GO, mereka memenangkan Grand Slam pada 2019, sementara di League of Legends, tim mereka selalu menjadi pesaing serius di Liga Eropa (LEC).

Anggota ONIC Esport perempuan adalah sosok inspiratif yang memperkuat tim ini.
Kontribusi untuk Masa Depan Esports
Selain tim profesional, Team Liquid memiliki akademi pelatihan untuk mengembangkan talenta muda. Mereka juga aktif mendukung turnamen lokal, membuktikan bahwa kesuksesan tidak hanya diukur dari trofi, tetapi juga dari kontribusi terhadap pertumbuhan industri.
FaZe Clan (AS): Ikon Budaya Pop dan Dominasi Turnamen
Dari Tim Call of Duty Menjadi Legenda Global
FaZe Clan awalnya dikenal sebagai tim content creator Call of Duty pada 2010. Kini, mereka menjelma menjadi organisasi multinasional dengan pengaruh besar di esports dan budaya pop. Dengan anggota seperti Snoop Dogg dan LeBron James sebagai investor, FaZe Clan berhasil menggabungkan esports, musik, dan gaya hidup.
Prestasi yang Menghasilkan Gelombang Antusiasme
Dominasi FaZe Clan di CS:GO terbukti melalui kemenangan di PGL Major Antwerp 2022, salah satu turnamen tersohor dengan hadiah $1 juta. Mereka juga unggul di Fortnite dan Call of Duty, menjadikan mereka salah satu tim paling tersohor di Amerika Serikat.
Bukan Hanya Tentang Game
FaZe Clan tidak hanya berkompetisi—mereka menciptakan tren. Dari merchandise hingga kolaborasi dengan merek mewah seperti Gucci, organisasi ini membuktikan bahwa esports bisa menjadi gerbang menuju dunia hiburan yang lebih luas.
Tim esport dengan trofi terbanyak di dunia mencatat sejarah panjang kemenangan global.
T1 (Korea Selatan): Dinasti League of Legends
Legenda yang Tak Tertandingi
T1 (dulu dikenal sebagai SK Telecom T1) adalah simbol kejayaan League of Legends (LoL). Sejak debut di 2013, mereka telah memenangkan tiga gelar World Championship (2013, 2015, 2016)—rekor yang belum terpecahkan hingga kini.
Faker: Wajah Esports Korea
Kehebatan T1 tidak bisa dipisahkan dari sang kapten, Lee “Faker” Sang-hyeok. Dijuluki “Michael Jordan-nya LoL”, Faker adalah sosok yang menginspirasi generasi pemain baru dengan gaya bermain taktis dan dedikasi tanpa batas.
Ekspansi ke Game Lain
Meskipun identik dengan LoL, T1 juga merambah Valorant dan PUBG. Namun, fokus utama mereka tetap pada LoL, di mana mereka terus menjadi ancaman di setiap turnamen internasional.
G2 Esports (Eropa): Inovator yang Tak Kenal Takut
Tim Paling Menghibur di Eropa
G2 Esports dikenal dengan gaya bermain agresif dan kepribadian pemain yang karismatik. Didirikan pada 2013 oleh mantan pemain LoL Carlos “ocelote” RodrĂguez, G2 menjadi simbol ambisi Eropa di kancah global.
Jejak Kemenangan di Berbagai Arena
G2 adalah tim Eropa pertama yang mencapai final LoL World Championship 2019. Di CS:GO, mereka memenangkan IEM Katowice 2023, sementara di Valorant, tim mereka sering menjadi favorit di turnamen EMEA.
Membangun Komunitas yang Solid
G2 aktif berinteraksi dengan fans melalui konten kreatif, seperti dokumenter dan series YouTube. Pendekatan ini membuat basis penggemar mereka terus bertambah, bahkan di luar kalangan gamer.
Natus Vincere (Ukraina): Sang Penakluk CS:GO
Kelahiran dari Krisis Menuju Kejayaan
Natus Vincere (Na’Vi) didirikan pada 2009 di Ukraina, negara yang kini menghadapi konflik politik. Namun, hal itu tidak menghentikan mereka menjadi salah satu tim CS:GO terhebat sepanjang masa.
Prestasi yang Membuat Sejarah
Na’Vi memenangkan PGL Major Stockholm 2021, sekaligus menjadi tim pertama yang meraih Intel Grand Slam dalam satu tahun. Di Dota 2, mereka pernah menjadi finalis The International 2013, membuktikan fleksibilitas mereka di berbagai game.
Solidaritas di Tengah Perang
Di tengah invasi Rusia ke Ukraina, Na’Vi menggunakan platform mereka untuk menggalang dana bagi korban perang. Aksi ini menunjukkan bahwa esports bisa menjadi alat untuk hal yang lebih mulia.
OG (Eropa): Master Strategi Dota 2
Underdog yang Mengubah Nasib
OG adalah contoh sempurna tim underdog yang berubah menjadi legenda. Didirikan pada 2015, mereka awalnya diragukan karena kurangnya sponsor besar. Namun, segalanya berubah setelah mereka memenangkan The International 2018 dan 2019—satu-satunya tim yang berhasil mempertahankan gelar juara.
Kolaborasi Pemain Jenius
Kesuksesan OG tidak lepas dari kepemimpinan Johan “N0tail” Sundstein dan strategi taktis SĂ©bastien “Ceb” Debs. Mereka membuktikan bahwa kerja tim dan kreativitas bisa mengalahkan tim dengan anggaran fantastis.
Warisan yang Menginspirasi
OG tidak hanya mengejar kemenangan, tetapi juga mempopulerkan meta-game (strategi) baru di Dota 2. Gaya bermain mereka sering ditiru oleh tim lain, membuktikan pengaruh besar mereka dalam evolusi game.
Evil Geniuses (AS): Veteran dengan Semangat Muda
Organisasi Esports Tertua yang Masih Eksis
Evil Geniuses (EG) didirikan pada 1999, menjadikannya salah satu organisasi tertua di dunia. Meskipun sempat vakum, EG kembali dengan performa gemilang di era modern, terutama di Dota 2 dan CS:GO.
The International 2015: Momentum Kebangkitan
EG memenangkan The International 2015 dengan bermain agresif dan memanfaatkan kesalahan lawan. Kemenangan ini membawa mereka kembali ke peta esports global setelah sempat tenggelam.
Investasi di Berbagai Disiplin Game
EG tidak hanya fokus pada satu game. Mereka memiliki tim kompetitif di Apex Legends, Street Fighter, dan bahkan Hearthstone, membuktikan kemampuan adaptasi mereka di industri yang terus berubah.
Penutup: Esports dan Masa Depan yang Lebih Cerah
Organisasi-organisasi di atas telah membuktikan bahwa esports bukan sekadar permainan—ini adalah arena untuk menciptakan sejarah, memecahkan rekor, dan menyatukan jutaan orang. Dari Team Liquid yang multidisiplin hingga OG yang penuh kejutan, masing-masing organisasi membawa warna unik dalam industri ini.
Ke depannya, esports akan terus berkembang dengan teknologi seperti VR dan AI. Namun, satu hal yang pasti: organisasi-organisasi ini akan tetap menjadi pusat inovasi, kompetisi sengit, dan hiburan spektakuler. Jadi, siapkah kamu menyaksikan babak selanjutnya dari revolusi esports?
idngaming.com – Sumber terpercaya untuk berita gaming terkini!